ADONARA NUSA TADON
Menelusuri malam yang semakin rapuh, ku harus terdiam diantara bayang bayang malam yang semakin mencekam dan kini hanya ada tanya yang terus berkecamuk,entahkah aku harus di ujung jurang yang semakin menganga dan menghantarkan misteri yang kian menggunung.
Minggu, 24 April 2016
Jelajah Ile Boleng, Adonara
Adonara adalah sebuah pulau yang berada di ujung timur pulau Flores. Pulau ini memiliki beberapa pantai yang sangat luar bisa menarik dan dihiasi dengan indahnya bentangan pasir putih. Sebut saja beberapa pantai yang tentu sudah sangat melekat dalam benaknya orang adonara, pantai itu seperti pantai Ina Burak, pantai Wato tena dan juga pasir putih. Di samping itu juga adonara memiliki sebuah gunung yang bernama Gunung Boleng. Gunung dalam bahasa adonara adalah Ile jadi gunung ini sering disebut dengan nama Ile Boleng. Gambar di atas adalah beberapa view sunrise dari puncak Ile Boleng.
Minggu, 08 November 2015
Peguyuban Flobamora Surya University
Peguyuban Flobamora merupakan sebuah organisasi kesukuan yang dibentuk oleh mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur yang sedang kuliah di Surya University. Mahasiswa yang membentuk organisasi ini adalah Gabriel Pehang Mawar, Maria Gaudensia Sore dan juga Stevania Karo Yos. Awal mula ide ini terbentuk adalah ketika dalam sebuah mata kuliah budaya dan musik Indonesia ditugaskan oleh dosen pengajar untuk membuat pameran kebudayaan. Ketiga mahasiswa asal Flores ini sempat kewalahan karena mahasiswa yang berasal dari Nusa Tenggara Timur cuma mereka bertiga. Hasilnya dengan niat yang kuat mereka bertiga nekad untuk memamerkan budaya NTT walaupun waktu itu karena kekurangan anggota sehingga pameran yang ada juga cuma berasal dari budaya Flores, tempat dimana mereka berasal.
Ketika pergantian tahun hingga masuk ke semester 5 barulah peguyuban yang diimpikan terbentuk karena pada waktu itu ada penambahan anggota yang mencapai 39 orang. Jadi awalnya terdapat 39 dengan rincian 36 orang berasal dari pulau Timor dan 2 orang berasal dari Flores dan seorang berasal dari pulau Adonara.
Adapun nama peguyuban ini terbentuk adalah dengan memilih kata Flobamora yang memang sebenarnya sudah familiar dikalangan masyarakat NTT. Flobamora itu sendiri merupakan gabungan dari kata Flores, Sumba, Timor dan Alor yang mana merupakan nama pulau - pulau besar yang ada di Nusa Tenggara Timur.
Sebagai pemanasan awal, setelah sebulan terbentuk, peguyuban ini ikut serta meramaikan kegiatan Gapura Surya (Gebyar Pemuda Surya) yang menampilkan budaya nusantara dari tarian, nyanyian, kuliner dan lain - lain.
Peguyuban Flobamora merupakan sebuah organisasi kesukuan yang dibentuk oleh mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur yang sedang kuliah di Surya University. Mahasiswa yang membentuk organisasi ini adalah Gabriel Pehang Mawar, Maria Gaudensia Sore dan juga Stevania Karo Yos. Awal mula ide ini terbentuk adalah ketika dalam sebuah mata kuliah budaya dan musik Indonesia ditugaskan oleh dosen pengajar untuk membuat pameran kebudayaan. Ketiga mahasiswa asal Flores ini sempat kewalahan karena mahasiswa yang berasal dari Nusa Tenggara Timur cuma mereka bertiga. Hasilnya dengan niat yang kuat mereka bertiga nekad untuk memamerkan budaya NTT walaupun waktu itu karena kekurangan anggota sehingga pameran yang ada juga cuma berasal dari budaya Flores, tempat dimana mereka berasal.
Ketika pergantian tahun hingga masuk ke semester 5 barulah peguyuban yang diimpikan terbentuk karena pada waktu itu ada penambahan anggota yang mencapai 39 orang. Jadi awalnya terdapat 39 dengan rincian 36 orang berasal dari pulau Timor dan 2 orang berasal dari Flores dan seorang berasal dari pulau Adonara.
Adapun nama peguyuban ini terbentuk adalah dengan memilih kata Flobamora yang memang sebenarnya sudah familiar dikalangan masyarakat NTT. Flobamora itu sendiri merupakan gabungan dari kata Flores, Sumba, Timor dan Alor yang mana merupakan nama pulau - pulau besar yang ada di Nusa Tenggara Timur.
Sebagai pemanasan awal, setelah sebulan terbentuk, peguyuban ini ikut serta meramaikan kegiatan Gapura Surya (Gebyar Pemuda Surya) yang menampilkan budaya nusantara dari tarian, nyanyian, kuliner dan lain - lain.
Selasa, 28 April 2015
Adonara
Di atas tapal batas ku termangu,
menatap masa dan waktu yang melilit nusaku.
Di bawah teduh pohon asam,
bergelayut angin spoi mengiringi kisah nusaku.
Nusaku, tadon adonara,
Berdiri kokoh dalam keindahan pulau Bunga.
Nusaku semakin risau di gejolak zaman,
Padamu yang terus membara resah.
menatap masa dan waktu yang melilit nusaku.
Di bawah teduh pohon asam,
bergelayut angin spoi mengiringi kisah nusaku.
Nusaku, tadon adonara,
Berdiri kokoh dalam keindahan pulau Bunga.
Nusaku semakin risau di gejolak zaman,
Padamu yang terus membara resah.
Jumat, 03 Oktober 2014
Di antara deraian mengalir tulus,
Terlihat tangan menggenggam erat,
Tak mau lepas, tak bisa ingin jauh.
Kelopakmu berkaca kaca, butiran butiran putih menetes,
Terlihat tangan menggenggam erat,
Tak mau lepas, tak bisa ingin jauh.
Kelopakmu berkaca kaca, butiran butiran putih menetes,
Matamu penuh air mata dan pipimu lembap.
Jelitaku...
Ini bukan sebuah sajak pisah, bukan juga akhir bersua,
Aku akan biarkan air matamu mengalir, bukan karena pilu yang menyayat,
Ataupun duri yang menggores jiwa, bukan juga kata kata yang berpedang.
Air matamu akan mengalir hanya untuk kebahagiaan,
Menetes karena kesetiaan yang tulus bersamamu apa adanya.
Bahagia karena tetap bersama di masa yang sangat sulit sekalipun,
Tanpa pengkhianatan dan pengingkaran.
Bahagiaku adalah saat aku bisa tersenyum dengan bebas,
Tertawa lepas hingga kadang ku lupa kalo aku sedang lapar.
Jelitaku...
Bersamamu itu indah walau hanya untuk berdua,
Sampai akhirnya kita lupa, kalau ternyata "mereka" begitu serakah,
Mereka menggenggam dengan tidak tulus seperti aku mencintaimu,
Tangan mereka gejolak pamrih memeras tanpa perasaan,
Saling menyikut, mendorong, bahkan menggunting hingga terpotong,
Tak peduli ada yang jatuh dan terinjak.
Jelitaku...
Mereka selalu begitu,
dan mungkin akan selalu begitu.
Ada burung yang melihat mereka,
iya,,itu burung Garuda,
Mereka telah lupa, lupa semua harapan dipundak mereka,
Tidak lagi ingat semua impian tulus kita,
Bahkan mereka lupa ada tulisan di bawah kaki burung itu.
Jelitaku...
Jangan tangisi ini, semua telah mati,
Mati rasa, mati sanubari.
Mereka adalah benalu yang bernaung di Senayan.
Jelitaku...
Bila malam tiba tolong bisikan pada PANCASILA,
Kalau kita lagi sakit rindu............
Jelitaku...
Ini bukan sebuah sajak pisah, bukan juga akhir bersua,
Aku akan biarkan air matamu mengalir, bukan karena pilu yang menyayat,
Ataupun duri yang menggores jiwa, bukan juga kata kata yang berpedang.
Air matamu akan mengalir hanya untuk kebahagiaan,
Menetes karena kesetiaan yang tulus bersamamu apa adanya.
Bahagia karena tetap bersama di masa yang sangat sulit sekalipun,
Tanpa pengkhianatan dan pengingkaran.
Bahagiaku adalah saat aku bisa tersenyum dengan bebas,
Tertawa lepas hingga kadang ku lupa kalo aku sedang lapar.
Jelitaku...
Bersamamu itu indah walau hanya untuk berdua,
Sampai akhirnya kita lupa, kalau ternyata "mereka" begitu serakah,
Mereka menggenggam dengan tidak tulus seperti aku mencintaimu,
Tangan mereka gejolak pamrih memeras tanpa perasaan,
Saling menyikut, mendorong, bahkan menggunting hingga terpotong,
Tak peduli ada yang jatuh dan terinjak.
Jelitaku...
Mereka selalu begitu,
dan mungkin akan selalu begitu.
Ada burung yang melihat mereka,
iya,,itu burung Garuda,
Mereka telah lupa, lupa semua harapan dipundak mereka,
Tidak lagi ingat semua impian tulus kita,
Bahkan mereka lupa ada tulisan di bawah kaki burung itu.
Jelitaku...
Jangan tangisi ini, semua telah mati,
Mati rasa, mati sanubari.
Mereka adalah benalu yang bernaung di Senayan.
Jelitaku...
Bila malam tiba tolong bisikan pada PANCASILA,
Kalau kita lagi sakit rindu............
Rabu, 03 September 2014
Langganan:
Postingan (Atom)